Banyak film-film Hollywood menggunakan konsep pendekatan 9 babak, anti hero dan 2 goal analysis. Diantaranya dapat kita sebutkan : Fugitive, In the line of fire, Enemy State, Terminator 1,2,3, Pelican Brief dan berbagai macam film terkenal lainnya. Lihatlah bagaimana cerita dengan cerdas dibuat, penonton tidak dapat menduga akhir dari sebuah cerita, dan berbagai kejutan lain di akhir cerita.
Konsep 9 babak adalah sebuah wacana baru cara menulis cerita. Anda bisa mengadaptasinya untuk berbagai jenis cerita, scenario bahkan novel. Membantu memecahkan kesulitan pengembangan cerita dan memperkaya alternative berbagai macam ending cerita. Namun kali ini akan kita lihat konsep 9 babak yang penerapannya menjadi sepuluh babak.
Act 0: Babak kejutan/gebrakan dimana kejadian buruk menimpa orang lain.
Ada suatu kejadian di suatu tempat yang tidak berhubungan dengan aktivitas tokoh protagonis. Seseorang terbunuh oleh orang lain (antagonis), sesuatu yang dicuri atau sesuatu yang diperebutkan.
Act 1: Babak penyituasian di mana cerita berawal. Biasanya berisi pengenalan karakter tokoh Protagonis dan penyituasian keadaan di sekitar tokoh.
Sebuah pemandangan kota, menampilkan aktifitas sang karakter protagonis yang digambarkan innocent, tidak tahu apa-apa dan tidak menyadari bahwa ada bahaya atau masalah yang mendekatinya.
Act 2: Babak pemunculan konflik 1, yaitu kejadian buruk menimpa tokoh Protagonis
Sesuatu buruk terjadi, sosok tokoh protagonis terjebak di sebuah tempat atau kejadian yang membuatnya terperangkap, menjadi kambing hitam atau menjadi korban. Masalah semakin bertumpuk, ia menjadi buronan polisi atau pemerintah.
Act 3: Babak pemunculan konflik 2, mempertemukan tokoh Anti Hero/protagonis dengan lawan Antagonis.
Tokoh Anti Hero kebingungan, ia akhirnya bertemu dengan sumber masalah secara sekelebatan. Ia heran menemui calon musuhnya (antagonis) yang justru memperburuk keadaannya.
Act 4: Babak peningkatan konflik 1. Sebuah rencana dibuat
Tokoh Anti Hero terpaksa membuat rencana pelarian, karena kebingungan terhadap situasi yang dihadapinya. Sementara ia mendapatkan informasi jelas bahwa ia menjadi kambing hitam dari sebuah konspirasi.
Act 5: Babak semi klimaks. Menuju tujuan yang salah.
Karena semakin terdesak, sang tokoh Protagonis berjalan tidak tentu arah, melarikan diri dan berusaha keluar dari masalah yang justru semakin membuatnya terpuruk. Sampai suatu saat ia membentur sesuatu yang tidak bisa dilewati. Ia jatuh. Sementara pihak lain dan tokoh antagonis tetap memburunya.
Act 6: Babak titik balik.
Disaat titik nadir dan kesialan hidupnya, tokoh protagonis mendapatkan pertolongan dari seseorang untuk memulihkan kesehatan dan kesadarannya. Akhirnya ia mendapatkan cara untuk mengatasi permasalahannya dengan cara ‘belajar mengenal dan mengatasi musuhnya’.
Act 7: Menjalankan rencana darurat ke 2 (yang tidak pernah terpikirkan)
Setelah mengetahui kelemahan musuhnya, tokoh Anti-hero berubah menjadi tokoh superhero dan mencoba melawan penindasan yang telah dikenakan padanya. Inilah saat pembalasan. Tokoh kita berbalik menuju tempat antagonis.
Act 8 : Klimaks cerita.
Perang dan klimaks cerita.
Act 9 : Penyelesaian cerita.
Cerita diselesaikan dengan sesuatu yang tak terduga (baik itu sad ending, happy ending, atau ending yang menggantung.)
Konsep 9 babak adalah sebuah wacana baru cara menulis cerita. Anda bisa mengadaptasinya untuk berbagai jenis cerita, scenario bahkan novel. Membantu memecahkan kesulitan pengembangan cerita dan memperkaya alternative berbagai macam ending cerita. Namun kali ini akan kita lihat konsep 9 babak yang penerapannya menjadi sepuluh babak.
Act 0: Babak kejutan/gebrakan dimana kejadian buruk menimpa orang lain.
Ada suatu kejadian di suatu tempat yang tidak berhubungan dengan aktivitas tokoh protagonis. Seseorang terbunuh oleh orang lain (antagonis), sesuatu yang dicuri atau sesuatu yang diperebutkan.
Act 1: Babak penyituasian di mana cerita berawal. Biasanya berisi pengenalan karakter tokoh Protagonis dan penyituasian keadaan di sekitar tokoh.
Sebuah pemandangan kota, menampilkan aktifitas sang karakter protagonis yang digambarkan innocent, tidak tahu apa-apa dan tidak menyadari bahwa ada bahaya atau masalah yang mendekatinya.
Act 2: Babak pemunculan konflik 1, yaitu kejadian buruk menimpa tokoh Protagonis
Sesuatu buruk terjadi, sosok tokoh protagonis terjebak di sebuah tempat atau kejadian yang membuatnya terperangkap, menjadi kambing hitam atau menjadi korban. Masalah semakin bertumpuk, ia menjadi buronan polisi atau pemerintah.
Act 3: Babak pemunculan konflik 2, mempertemukan tokoh Anti Hero/protagonis dengan lawan Antagonis.
Tokoh Anti Hero kebingungan, ia akhirnya bertemu dengan sumber masalah secara sekelebatan. Ia heran menemui calon musuhnya (antagonis) yang justru memperburuk keadaannya.
Act 4: Babak peningkatan konflik 1. Sebuah rencana dibuat
Tokoh Anti Hero terpaksa membuat rencana pelarian, karena kebingungan terhadap situasi yang dihadapinya. Sementara ia mendapatkan informasi jelas bahwa ia menjadi kambing hitam dari sebuah konspirasi.
Act 5: Babak semi klimaks. Menuju tujuan yang salah.
Karena semakin terdesak, sang tokoh Protagonis berjalan tidak tentu arah, melarikan diri dan berusaha keluar dari masalah yang justru semakin membuatnya terpuruk. Sampai suatu saat ia membentur sesuatu yang tidak bisa dilewati. Ia jatuh. Sementara pihak lain dan tokoh antagonis tetap memburunya.
Act 6: Babak titik balik.
Disaat titik nadir dan kesialan hidupnya, tokoh protagonis mendapatkan pertolongan dari seseorang untuk memulihkan kesehatan dan kesadarannya. Akhirnya ia mendapatkan cara untuk mengatasi permasalahannya dengan cara ‘belajar mengenal dan mengatasi musuhnya’.
Act 7: Menjalankan rencana darurat ke 2 (yang tidak pernah terpikirkan)
Setelah mengetahui kelemahan musuhnya, tokoh Anti-hero berubah menjadi tokoh superhero dan mencoba melawan penindasan yang telah dikenakan padanya. Inilah saat pembalasan. Tokoh kita berbalik menuju tempat antagonis.
Act 8 : Klimaks cerita.
Perang dan klimaks cerita.
Act 9 : Penyelesaian cerita.
Cerita diselesaikan dengan sesuatu yang tak terduga (baik itu sad ending, happy ending, atau ending yang menggantung.)
Tidak ada komentar