Pengamat Aparesiasi Pretemuan Presiden dan GNPF MUI
Jakarta, TjariTjariNews- Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) pada Minggu (25/06/2017) mendapatkan apresiasi dari pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio.
Menurutnya, pertemuan Presiden Jokowi dan GNPF-MUI merupakan satu hal positif bagi Indonesia ke depannya, juga positif untuk pencalonan Presiden di periode kedua 2019.
"Presiden mengambil langkah yang tepat bila mengambil jalan musyawarah dengan GNPF apalagi bila membahas kedatangan HRS (Habib Rizieg Shihab)," tutur Hendri di Solo, Jawa Tengah, Senin (26/06/2017) malam.
Momen Lebaran 2017, lanjut Hendri, kemungkinan besar dimanfaatkan Presiden yang mulai menyadari bahwa citra Presiden, yang dianggap berseberangan dengan mayoritas pemeluk agama, semakin menggerus elektabilitas Presiden.
Meski demikian, nilain Hendri, jika pertemuan baik tersebut tidak ditindaklanjuti maka kemungkinan citra Presiden Jokowi akaan semakin turun.
Di hari yang sama, pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung Asep Warlan Yusuf juga memberikan apresiasi atas pertemuan tersebut. Warlan menilai, petingnya membangun kembali upaya-upaya dialog atau rekonsiliasi antara umat Islam dan pemerintah, yang juga sesuai dengan anjuran dan prinsip agama Islam seperti bermusyawarah, amar ma'ruf nahi munkar, dan rahmatan lil'alamin.
"Umat Islam harus husnudzon, berprasangka baik dalam melihat suatu proses, apalagi dalam pertemuan kemarin ada iktikad baik dari kedua pihak," kata Warlan, Senin (26/06/2017).
Warlan berharap, setelah adanya pertemuan tersebut permasalahan seperti kriminilisasi ulama, tuduhan umat Islam anti-pancasila, anti-NKRI, dan radikalisme pada umat Islam bisa segera diselesaikan.
"Pak presiden di mohon bisa memberi jalan tengah dan ada solusi usai dialog itu," kata Warlan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir beserta pengurus lainnya dalam rangka silahturahim Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden didampingi Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Ini adalah menerima silahturahmi dari Pak Nasir dan kawan-kawan. Jadi ini atas permintaan mereka," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Pratikno mengungkapkan dirinya dihubungi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan keinginan Bachtiar Nasir dan kawan-kawan ingin menghadap Presiden pada saat acara "open house" yang diselenggarakan di Istana Negara.
"Tadi Pak Presiden saya lapori saat open house dan beliau mengatakan open house siapa saja kita tunggu," kata Pratikno, sebagaimana dilaporkan berbagai sumber.
[left-side]
Tidak ada komentar