Teroris Manfaatkan Fenomena Kesalehan Tuk Sebarkan Doktrin
Fenomena kesalehan sosial atau semangat masyarakat mempelajari agama dewasa ini justru rentan dimanfaatkan teroris untuk menyebarkan doktrin terorisme mereka, sebagaimana diutarakan mantan terpidana kasus terorisme Sofyan Tsuari.
Hal tersebut karena fenomena kesalehan sosial yang muncul dimasyarakat merujuk pada pemilihan untuk mempelajari agama secara cepat.
"Ada fenomena kesolehan sosial di masyarakat. Mereka banyak pelajari agama, namun cenderung suka belajar agama yang instan. Orang-orang seperti ini rentan," kata Sofyan.
Sebagian masyarakat kosmopolitan, lanjut Sofyan, juga cenderung tidak menyukai pengajaran agama melalui pendekatan dari berbagai sumber, mereka lebih memilih ceramah-ceramah dengan jawaban instan.
"Masyarakat suka dengan ceramah-ceramah dengan jawaban yang instan, tegas," tegasnya.
Agama yang diajarkan dengan cara tersebut pun serupa dengan doktrin agama yang disebarkan oleh para teroris, yaitu mengajarkan penerapan ajaran agama secara instan dan tegas.
Menurut dia, jika fenomena ini kesolehan sosial ini dibiarkan maka dikhawatirkan akan berkembang menjadi suatu ideologi radikal.
Hal itu, lanjut Sofyan, tentunya berbeda dengan ajaran agama yang diajarkan oleh Nahdlatul Ulama (NU), yang mengajarkan materi agama dengan pendekatan dari berbagai sumber ilmu.
"NU pendekatannya tidak menggunakan satu dalil saja tapi beberapa dalil, lalu dikembalikan masyarakat mau menggunakan dalil yang mana," katanya, sebagaimana dilaporkan Antara.
[left-side]
Tidak ada komentar