Diklaim Berhasil, Uruguay Akan Tingkatkan Kampanye Anti-Rokok

Pemerintah uruguway pada Rabu (31/05/2017) menyatakan bahwa kebijakan anti-rokok mereka telah berhasil mengurangi tingkat serangan jantung hingga 17 persen sejak satu dasawarsa terakhir.

Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Kementerian Kesehatan Uruguay memuji serangkaian kebijakan yang diberlakukan sejak 2006 dalam rangka mengurangi konsumsi tembakau, yang memfokuskan pada kalangan generasi muda.

Basso pun mengatakan, sejaka 2006 hingga 2014, angka perokok di kalangan remaja menurun drastis dari 23 presen menjadi hanya delapan persen.

"Kami menyakini bahwa generasi muda memiliki prevalensi perokok yang lebih rendah," tutur Menteri Kesehatan Jorge Basso, seperti yang dilaporkan Xinhua.

Basso pun menjelaskan, di antara tindakan yang dilakukan pemerintah adalah secara progresif meningkatkan harga rokok, pwlarangan merokok di tempat tertutup, pelarangan iklan tembakau, serta menetapkan pemasangan peringatan kesehatan, termasuk gambar-gambar yang menunjukkan dampak buruk tembakau, pada 80 persen kemasan rokok.

"Hampir 90 persen perokok mulai merokok sebelum mereka berusia 20 tahun, jadi sasaran utama ialah mencegah pemuda memulainya," tegas Basso.

Keberhasilan tersebut pun akhirnya membuat Uruguay berencana memperkuat peraturan anti-rokoknya. Dengan mengirim rancangan peraturan ke kongres dengan seruan agar kemasan rokok memiliki bentuk, warna, dan tipografi yang sama, dalam rangka menghapus pengakuan merek.

Uruguay merupakan salah satu negara yang mempertahankan hak mereka dalam rangka melindungi kesehatan warga dari tuntutan perusahaan raksasa tembakau Philip Morris. Di mana, mereka dituduh telah melanggar kesepakatan penanaman modal bilateral dengan mengesahkan peraturan anti-rokok yang merugikan perolehan keuntutan perusahaan tersebut.

[right-side]